Let the journey begin..Take a seat and make yourself comfortable

Rabu, 05 Maret 2008

Say No To Piracy

...sesuatu menyadarkan gw beberapa hari yang lalu. Berawal setelah membaca blog nya Hanung Bramantyo, sutradara film Ayat-ayat Cinta itu...
Ngomongin bajakan, sepertinya kita ga bisa lepas ya dari satu kata itu dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari yang paling sederhana deh, VCD/DVD film bajakan. Kalian pernah ga nonton film dari VCD/DVD bajakan? Gw yakin hampir semua orang yang kita kenal pernah nonton film dari piringan imut bajakan itu. Beberapa temen gw malah mengkoleksinya. Gw sendiri juga pernah, dari dulu malah..
Alasan gw nonton film dari produk bajakan itu ya…klise sih, murah meriah. Bayangin aja, dengan modal 5000 perak kita udah bisa nonton film favorit kita. Masalah hasil recording nya yang ga bagus, filmnya yang suka macet ataupun cepat rusak mah ga jadi soal. Selama bisa didapat dengan mudah dan murah mah bodo amat, tetep dibeli. Bukan begitu bukan?

Selama ini sebagian besar kita ga peduli ataupun ga perhatian, ada banyak pihak yang dirugikan dengan produk-2 bajakan ini. Khusus untuk film, yang paling dirugikan dari pembajakan itu tentulah sang produser dari film itu. Dia sebagai penyandang dana utama dari produksi sebuah film tentu berharap dari hasil penjualan tiket filmnya dibioskop. Gw tau kalau produser itu udah mikirin berapa biaya yang dikeluarkan, berapa perkiraan jumlah penonton, berapa pendapatan yang akan mereka terima, kira-kira modal mereka bakal balik atau ga. Dan itu tergantung sekali dari jumlah penonton yang menonton filmnya di bioskop. Tapi kalau semua calon penonton film di bioskop itu akhirnya nonton dari VCD/DVD bajakan, berarti modal sang produser bakal susah banget kembali. Kesian banget kan, udah susah-susah keluar modal untuk membuat sebuah karya tapi ga balik modal, cuma gara-gara filmnya dibajak.
Lain lagi dari sisi sutradara, pemain film dan semua crew yang terlibat dalam pembuatan film ini. Betapa mereka udah susah-2 memusatkan tenaga dan fikiran, menghapal dialog, berakting, membuat setting untuk film dan lain sebagainya. Tujuannya cuma satu, gimana supaya film yang akan dihasilkan nanti bisa bagus dan sempurna, dan bisa dinikmati penonton di bioskop.
Tapi ternyata semua usaha dan kerja keras mereka jadi sia-sia karena ulah sang pembajak. Mereka dengan gampangnya meng-copy dan menjual film itu dengan harga murah. Bukan itu bentuk penghargaan yang mereka inginkan.
Akan lain halnya kalau kita semua antri di loket bioskop, nonton filmnya dan keluar gedung bioskop dengan membawa ‘sesuatu’ dari film yang kita tonton itu. Sang produser balik modal dan mendapat untung, semua crew dihargai usahanya dan kerja kerasnya, dan kita mendapat sesuatu dari film yang kita tonton. Begitu menurut gw idealnya timbal balik antara si pembuat karya dan si penikmat karya.

Gw pernah liat sendiri gimana sedihnya seorang pembuat karya. Temen gw sendiri. Dia pencipta lagu dan mainin musik sendiri dari lagu-lagu ciptaannya itu. Oiya, karyanya lagu-lagu minang ^_^. Ga berapa lama setelah karyanya diedarkan, dia survey ke toko-toko kaset untuk melihat hasil penjualannya. Dia sedikit kecewa pas tau penjualan karyanya itu jauh banget dari target. Dan kecewanya itu menjadi berlipat-lipat setelah dia liat sendiri di emperan-2 banyak sekali VCD-VCD karyanya itu telah dibajak dan dijual murah banget. Jujur, waktu itu gw ga begitu ‘peduli’ kesedihan dia, secara gw juga masih nikmatin karya-2 bajakan yang lain. Opini gw udah dibentuk kalo nikmatin produk bajakan itu adalah hal yang lumrah. Semua orang juga melakukannya. Jadi masalah ‘cemen’ sebuah karya yang dibajak sekalipun itu karya temen sendiri ga jadi pemikiran buat gw.

Sampai beberapa waktu yang lalu gw baca blog-nya Hanung Bramantyo.
Disitu dia nulis cerita dibalik pembuatan film Ayat-ayat Cinta, yang ternyata rumit luar biasa.
Seperti, halangan pertama itu udah muncul waktu pemilihan pemain. Ternyata ga gampang memilih pemain yang bener-2 sesuai dengan karakter sang tokoh dari novel Ayat-ayat Cinta itu.
Setelah itu halangan dan rintangan ga brenti-brenti datang. Rencana syuting di Kairo batal karena tidak cocok harga dengan local production house di Mesir sono. Sampai-sampai masalah ini menyeret pihak KBRI di Kairo, dan rombongan film itu sampai dituduh melakukan penipuan. Walah…!!
Rencana syuting di Kairo gagal. Sekarang mesti mencari lokasi baru lagi, bikin setting baru lagi, dan budget baru lagi tentunya. Belum lagi re-schedule para pemain yang sebagian besar punya jadwal yang ketat pula.
Akhirnya syuting dilakukan di India, Jakarta dan Semarang (yang disulap jadi kota Mesir).
Pokoknya banyak banget masalah yang muncul selama pembuatan film ini, sampai-sampai rilisnya dibioskop yang direncanakan akhir tahun 2007 sampai beberapa kali diundur karena masalah-2 tadi.
Sampai pada akhirnya film Ayat-ayat Cinta selesai dibuat dan akan dirilis tanggal 18 Februari. *Gw kagum banget sama mas Hanung ini yang ga pernah nyerah dalam pembuatan film ini. Salute mas...* Tapi sebelum film itu di rilis, ternyata udah ada VCD bajakannya. Bayangkan, bahkan sebelum film itu dirilis..!! Gw ga bisa ngebayangin gimana perasaan semua orang-2 yang terlibat dalam pembuatan film ini waktu mereka tau ‘bayi’ mereka yang belum lahir aja udah ada bajakannya. Pasti perasaan sedih, kecewa, marah dan emosi nyampur jadi satu. Terus terang, ada perasaan ‘nyesak’ didada gw waktu baca tulisan itu. Karena gw baca dari awal perjalanan kisah ini, jadi bisa ngerasain apa yang mereka rasakan.

Hati gw ‘tersentil’. Gw baru sadar, rupanya begitu ya perasaan orang-orang yang karyanya dibajak. Gw ga tau gimana bereaksi kalo seandainya gw yang berada dalam posisi mereka. Mereka udah kerja keras banting tulang, memeras otak demi menghasilkan karya yang terbaik, sementara orang-orang berotak picik yang hanya memikirkan duit semata malah seenaknya menggandakan dan memperjual belikan tanpa izin. Damn you, para pembajak..!!
Dan tulisan itu juga akhirnya yang mulai menimbulkan kesadaran di diri gw. Gw jadi merasa bersalah kalo ngeliat VCD-2 bajakan yang gw beli. Sumpah..!! Gw merasa jadi jahat banget sama orang-orang dibalik sebuah karya film, merasa jadi perampok yang semena-mena mengobrak-abrik rumah orang lain. Ga enak sekali perasaan itu.

Perasan bersalah itu membawa gw pada perenungan dan membawa gw pada satu titik dimana gw jadi bersemangat membeli VCD/DVD original. Atau kalo ga belipun, minjemnya pun kudu di rental VCD original. Ternyata perasaan itu lebih menyenangkan.. :)

Sorry buat yang ga setuju dengan pendapat ini. Gw fikir udah saatnya kita untuk lebih menghargai karya para kreator-2 negara kita. Udah saatnya juga kita membantu menghentikan ‘pendapatan’ para pembajak-2 ini. Sapa lagi yang akan menghargai karya anak bangsa kalo bukan kita sendiri? Ya toh?
Gw akan mulai dengan diri gw sendiri dulu. Mulai hari ini ga akan beli VCD bajakan lagi..!! Emang sebuah langkah kecil aja sih, tapi bisa jadi besar kalo banyak orang melakukannya. Gw yakin itu.
Makanya…ayo sama sama kita galakkan “Say No To Piracy”, okeh..!!

Note,
Sebenernya masih banyak lagi kasus bajak membajak lain yang sering kita lihat. Pembajakan film salah satu kasus paling banyak. Yang lainnya ada pembajakan lagu, buku-buku, ataupun memakai musik luar *contohnya musik India* dan mengganti liriknya dengan bahasa Indonesia, itu termasuk pembajakan juga kan?
Sepertinya kasus diatas masih bisa gw hindari, dengan ga membeli produk bajakan itu. Tapi gw ragu dengan ini nih, lagu-2 dengan format MP3. Sekarang banyak juga yang menjual CD lagu-lagu dengan format MP3, ataupun bisa dengan men-download dari internet, gratis..tis..tis... Gw tau itu termasuk pembajakan juga kalo men-download lagu dari internet. Tapi gimana dong…kan belum ada yang jual CD lagu-lagu MP3 yang original..ya kan? Trus sekarang udah ada barang baru yang namanya MP3 / MP4 player. Itu fungsinya buat dengerin lagu dengan format MP3 kan? Nah, sekarang dimana coba mendapatkan lagu-lagu MP3 yang original? Ga ada toh…?
Sekarang lagu bajakan dengan format MP3 masih jadi dilema didiri gw. Belum tau mau ambil sikap seperti apa.
Bingung….
Ada saran?
posted by Hi there...i'm Herry at 01.28

4 Comments:

Wah Piracy juga tergolong kejahatan pembunuhan....pembunuhan kreativitas. Butuh pemikiran yang visioner dengan prinsip "ngga mikirin perut" untuk bener-bener melepaskan diri dari gaya hidup piracy. Susah banget melepaskan diri dari piracy...ngga cuma film ato mp3...software komputer juga dibajak (nah lho...pasti kita semua make kan hehehehe)...bahkan yang nempel di badan kita juga belum tentu asli...(baju, tas, sepatu, celana,dll). Yah sulit sih...karena bangsa kita 'masih mikirin perut' belum mikirin hal yang lebih 'deeper' mengenai hak azazi orang atas kreativitasnya. Semua itu harus dari diri sendiri. Kita ini kan konsumen. Mereka berani bikin bajakan karena memang ada marketnya. Nah kalo kita udah sadar untuk tidak membeli barang bajakan untuk mendukung anti piracy...maka semakin sedikit konsumen..dan semakin sedikit minat mereka untuk 'mengisi perut' dengan cara membajak kreativitas orang lain. (Kepanjangan amat ya commentnya ...hehehehehe)

8 Maret 2008 pukul 04.51  

Ada solusinya bung...
jadi gini para pembajak ini disuruh membuat suatu karya yang jenisnya sama dengan karya yang ia bajak, trus kalo hasil karyanya itu dah jadi, maka karya tersebut harus gantian dibajak...jadi biar para pembajak itu ngerti betapa mahalnya harga sebuah kreativitas

misal untuk pembajak lagu...maka ia wajib menciptakan suatu lagu plus menciptakan aransemen plus merekam lagu itu di studio plus menjual album itu di pasaran... kemudian setelah albumnya keluar...album itu mesti dibajak rame-rame....

19 Maret 2008 pukul 01.17  

piracy is a BIG crime. I do, however, love to buy "DVD bajakan" instead of the original. Tapikan yg gw beli DVD cap hollywood semua... Gpp dong sekali2 bikin US rugi. kan mereka udah obrak-abrik perekonomian Indonesia dgn menempatkan economic hit man sejak taun 60an di Jkt.
hehehehe...peace bung Hery =)

1 April 2008 pukul 11.22  

walaupun VCD bajakan murah alhamdulillah saya ga pernah beli bajakan, pernah saya beli, eh ternyata suaranya ga keluar.. sejak itu saya ga pernah lagi tu beli vcd bajakan..

saya sering beli VCD original tuh di www.gudangdisc.com tu toko recomended deh.. harganya lebih murah tuh daripada di toko biasa

15 April 2008 pukul 01.17  

Posting Komentar

<< Home